Adventure Never Die !!!

Adventure Never Die Slideshow: FrannyMWM’s trip from Manado, Sulawesi, Indonesia to 11 cities Bali, Jakarta, Mataram, Makassar, Palembang, Banda Aceh, Bunaken, Tomohon, Likupang (near Pulisan), Tondano and Ratahan (near Bentenan) was created by TripAdvisor. See another Indonesia slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.

Selasa, 04 Oktober 2011

KORELASI KEMENANGAN SULTAN SALADIN ATAS JERUSALEM, DI-ERA PEMERINTAHAN DINASTI AYYUBIYAH



KORELASI KEMENANGAN SULTAN SALADIN ATAS JERUSALEM, DI-ERA PEMERINTAHAN DINASTI AYYUBIYAH (SUNNI) - BAGHDAD. 
 
1096 A.D-1300 A.D adalah era perang salib, dilain sisi disebut sebagai perang Jihad.  Tercetus sejak muslim menganeksasi kota Jerusalem dan meng-klaim kota tersebut milik bangsa muslim dan dinyatakan sebagai kota tertutup bagi agama-agama Kristen dan Yahudi.  Apa yang terjadi sesudahnya adalah sebuah perang berkepanjangan yang tak hanya melibatkan antar negara tetapi para raja dan sultan di kedua belah pihak.  Expedisi perang salib pun dilancarkan untuk merebut kota Jerusalem pada 1096, dan nanti kemudian berhasil direbut pada expedisi berikutnya ditahun 1099 dibawah kepemimpinan tingkatan elite bangsawan dari tentara salib atau kaum Frank (Prancis): Baron de Bouillon;  Godfrey dan saudaranya; Baldwin, Pangeran Bohemund dari Normandia keturunan bangsa Viking dan keponakannya Tancred, Pangeran Robert dari Nomandia pewaris mahkota Inggris (anak tertua dari William sang penakluk yang menyerbu Inggris sebelumnya atau dikenal William dari Hastings), kemudian ada Stephen de Blois (Baron), dan Pangeran Hugh de Vermandois (anak ke-2 Raja Prancis), Raymund de St. Gilles (Baron) dan Robert dari Flanders (Baron).  Dari sekian mereka itu setelah melewati perjalanan panjang ke Tanah Suci dan pertempuran demi pertempuran di Timur Tengah pasukan pimpinan Godfrey dan Robert dari Flanders yang pertama sampai ke Jerusalem dan memulai pengepungan, kemudian disusul pasukan pasukan lainnya dari Tentara Salib dan merebut Jerusalem dari tangan pasukan Sarasen (Muslim).  Godfrey pertama kali memasuki altar Mesjid Kubah Batu (bekas Kaabah Raja Salomo), dan kemudian masuk ke istana peninggalan kuno.  Dan 22 Juli 1099 Godfrey, Baron de Bouillon keturunan kaisar terakhir Gothic (Romawi Barat Katolik), kaisar Charlemagne, terpilih menjadi Raja Kristen pertama di kerajaan Jerusalem, dan duduk di tahta peninggalan Raja Daud, Raja Israel dari suku Jehuda yang masyur tersebut.  Dua minggu kemudian setelah kejatuhan kota Askelon ke tangan tentara Salib pimpinan Tancred, dan berita kemenangan tentara Salib di Jerusalem sampai ke-Eropa, Paus Urbanus ke-II yang mengobarkan perang Salib pertama meninggal dunia dengan tenang.  Pada era Perang Salib kedua di tahun 1187, atau 86 tahun kemudian setelah Tentara Salib merebut Jerusalem, setelah pengepungan dan pertarungan sengit tak menemui kemenangan dalam pertempuran terhadap pihak yang bertahan di Kota Jerusalem dalam hal ini tentara Salib, akhirnya Sultan Saladin (Salahudin) sepakat membuat pembicaraan penyelesaian perang di Jerusalem dengan Baron de Ibelin; Balian seorang pemimpin muda dan pemimpin terakhir yang memimpin tentara Salib yang bertahan mati-matian di dalam kota Jerusalem, setelah tentara Salib utama yang dipimpin Raja Jerusalem kalah dan terbantai di pertempuran Hattin di bulan Juli 1187 sebelumnya, sehingga membuat semua Baron tentara Salib dan Raja Guy tertawan.  Balian, Baron de Ibelin tegas dalam pertemuan dengan Saladin dalam situasi gencatan senjata tepat didepan tembok Kota Jerusalem berkata kepada Sultan; ujar Balian:   “Jika kami melihat kematian sebagai sesuatu yang tak terhindarkan, maka, demi Tuhan, kami akan membunuh anak-anak dan istri-istri kami, membakar harta benda kami, hingga tak akan menyisakan sedinar atau sedirham pun untuk dijarah, atau seorang lelaki atau seorang perempuan pun untuk diperbudak.  Ketika semua selesai, kami akan menghancurkan tempat suci Batu Kuno dan Masjid al-Aqsha dan tempat-tempat suci lainnya, membantai para tahanan muslim 5.000 jumlahnya dan membunuh setiap kuda dan binatang yang kami miliki.  Kemudian kami akan keluar bertempur dengan kalian seperti para lelaki yang bertempur untuk hidup mereka, ketika setiap lelaki sebelum ia jatuh mati, membunuh lawan-lawannya” (Holy War, The Crusades and Their impact on Todays, Page. 408).   Setelah itu Sultan Saladin berkonsultasi dengan para Imamnya.  Dan sekalipun ditentang keras atas tindakannya tersebut, Saladin memperbolehkan tentara Salib tersebut keluar dari kota Jerusalem sampai ke tapal batas dan waktu yang ditentukan dan bila waktunya habis yang tertinggal dibelakang akan resmi menjadi tahanan tentara muslim.  2 Oktober 1187 tentara Muslim berbaris memasuki kota Jerusalem.  Dalam sumber Ibn Abi Thayyi dikutip dan dibukukan dalam The Crusade; Islamic Perspective Page 382; “Setelah merebut Jerusalem, Saladin mengirimkan lambang-lambang kemenangannya yang paling berharga kepada Khalifah di Baghdad.  Lambang kemenangannya yang paling berharga adalah Salib yang dipasang di puncak Kubah Batu di Jerusalem: “Salib yang terbuat dari tembaga dan dilapis dengan emas itu dikubur di bawah gerbang Nubian (di Baghdad) dan selanjutnya di injak-injak.”  Tidak ada referensi kongkrit tentang Salib tersebut apakah dikembalikan setelah era perang Salib atau tidak.  Tetapi kelak kemudian Sultan Saladin merasakan kegetiran luar biasa, putus asa, terkepung di Jerusalem pada perang Salib ketiga yang dilancarkan oleh Raja Inggris yang dikenal dengan sebutan Richard the Lion Heart seorang raja bangsa Anglo-Saxon yang ber-ibu seorang putri dari Prancis Selatan.  Kelak Richard the Lion Heart sekalipun tak dapat merebut Jerusalem dari tiga kali pengepungannya tetapi dapat memaksa Sultan Saladin melakukan perjanjian, dalam perjanjian Jaffa 2 September  1192 yang berisi gencatan senjata selama 20 tahun masa damai dan dinyatakan kota Jerusalem sebagai kota terbuka bagi Kristen dan Yahudi sekalipun berada dalam kekuasaan tentara Sarasen-Muslim, juga mengakui teritori-teritori Kristen yang telah didirikan di Timur Tengah saat itu baik di teritori – teritori Lebanon, Suriah, dan Antiokhia serta Timur Dekat, setelah itu Raja Richard meninggalkan expedisi perang Salib, berselisih pendapat dengan Paus di Roma, sehingga dia dalam perjalanan pulangnya di tangkap dan di penjarakan di Austria atas perintah Paus dengan tuduhan mangkir dari expedisi tugas suci perang Salib, tetapi tidak percuma julukan yang diberikan kepadanya “the Lion Heart,” meloloskan diri dari penjara atas bantuan orang-orang yang setia padanya, dan berhasil pulang ke Inggris dan mengambil kembali mahkota kerajaan Inggris yang dikudeta sepihak oleh saudaranya yaitu Raja John (yang direstui Paus di Roma).  Sementara Sultan Saladin tak lama berselang setelah perjanjian Jaffa ia meninggal dunia karena sakit yang di deritanya oleh sebab-sebab kelelahan berperang hampir separuh umurnya, di usia muda-nya sebelum berhadapan dengan tentara Salib, Saladin telah mengalahkan dan mengakhiri perlawanan panjang Dinasti Fatimiyah (muslim-Syah) di Mesir, dan membuat Mesir tunduk terhadap Dinasti Ayyubiyah (muslim-Sunni).  Saladin dan Richard the Lion Heart saling mengalahkan dan keduanya adalah panglima dan ahli strategi militer di masing-masing pasukannya, jika sebuah kota direbut Saladin maka Richard akan merebut kota yang lain-nya, perang Salib ke-tiga adalah perang yang paling menguras tenaga dan pikiran di kedua belah pihak dan merupakan perang jalan buntu karena sama kuat.  Pendapat kubu muslim terhadap Raja Inggris tersebut lewat tulisan Ibn al-Atsir:  “Dia adalah orang di zamannya yang memiliki keberanian, kecerdasan, ketahanan dan kesadaran.  Karena dialah kaum muslim benar-benar di uji dengan bencana tak terduga,” penulis muslim lainnya Ibn Syaddad, menjelaskan sebagai berikut:  “Dia memiliki kemampuan membuat keputusan, pengalaman, keberanian, dan kecerdikan.  Kedatangannya menimbulkan ketakutan dan kecemasan didalam hati kaum muslim.” Raja Richard keberhasilannya adalah dia seorang diplomat ulung dalam setiap perundingan dengan Sultan Saladin, dan dia (Richard) mendapat hormat dari Sultan besar se-kelas Saladin sebagai se-orang Raja sekaligus panglima militer tentara Salib terberani di medan tempur  yang pernah di hadapi secara langsung oleh Saladin dan pasukannya.  Perjanjian Jaffa dilain sisi hanyalah kemenangan kecil secara politis dari Raja Richard the Lion Heart, dia berhasil menjadikan kota itu terbuka bagi orang Kristen dan Yahudi tetapi pengendalian dan kekuasaan kota Jerusalem tetap berada dalam tangan tentara Sarasen-muslim.  Perjanjian Jaffa bagi pihak Paus di Roma dan Ulama atau Imam muslim tidaklah disukai karena masing-masing mereka memandang itu adalah bersifat sekuler bahwa baik terhadap Raja Richard dan Sultan Saladin di ragukan ke-salehannya terhadap prinsip fundamental agama mereka masing-masing.  Tetapi dilain sisi para pemimpin militer professional seperti Richard dan Saladin pasti memahami kelelahan tentara mereka masing-masing di medan tempur yang tak menemui titik kemenangannya, jadi sekalipun keduanya mendapat tentangan dari pihak pihak otoritas tertinggi agamanya, mereka lebih memilih menghentikan perang dengan alasan tersebut diatas dan menghentikan perang lewat perjanjian Jaffa.  Kelak kota Jerusalem pada perang Salib ke-lima, setelah 42 tahun Saladin merebut dan mempertahankan Jerusalem dengan susah payah, pada tanggal 18 Februari 1229 Jerusalem kembali ke tangan Tentara Salib lewat maneuver fenomena  Kaisar Frederick Barbarossa II dari Hohenstaufen, Swaben, Jerman yang beribu-kan bangsawan Sisilia (Itali).  Frederick Barbarossa II melakukan kontak pembicaraan-surat menyurat bertahun-tahun dengan penguasa Jerusalem yaitu Sultan Al-Malik Al-Kamil, kontak-kontak tersebut membicarakan baik masalah sosial, ilmu pengetahuan, pandangan budaya dan seni, termasuk masalah Kota Jerusalem itu sendiri, dan akhirnya Jerusalem diserahkan secara damai tanpa perang ke-pihak tentara Salib, hal ini membuat Sultan Al-Malik Al-Kamil dimaki-maki se-antero-kesultanan.  Seperti halnya Raja Richard, Kaisar Frederick  Barbarossa II pun berselisih paham dengan Paus di Roma, baik Richard (Inggris) maupun Frederick Barbarossa II (Jerman) telah menampilkan benih-benih Protestantnism jauh sebelum Marthin Luther lahir, hanya saja kedua Raja itu tidak di karuniai kecerdasan filsafat theologies seperti Luther.  Frederick Barbarossa II seorang intelektual ilmu pengetahuan, ahli sejarah dan astronomi, dan jago matematika  sekalipun menampilkan kesan sarjana matematika amatir-an, eksentrik, pemikirannya sukar di jangkau orang se-zamannya, terlebih dari itu dia bertampang Kosmopolitan dan berpenampilan menarik seperti yang digambarkan pihak-pihak musuhnya, dan disamping itu kakek-nya atau Kaisar Frederick Barbarossa I adalah satu-satunya ksatria perang Salib Jerman yang pernah memiliki pasukan besar; 100.000 infanteri dan 40.000 kaveleri sehingga pernah suatu waktu Sultan Saladin ketakutan dengan kekuatan tersebut yang akan datang ke Tanah Suci, hanya saja kakeknya meninggal dalam perjalanan expedisi awal perang Salib ke-tiga, kemudian pasukannya bubar kembali dan hanya sebagian kecil yang terus pergi bergabung dengan expedisi Tentara Salib lainnya.  Kaisar Frederick Barbarossa II mengambil alih Jerusalem dengan hanya membawa 10.000 Ksatria Elite Teutonis-ksatria elite Jerman yang hanya mau mati oleh karena Kaisarnya, dalam expedisi perang Salib-nya Frederick tak melibatkan Ordo Militer Tentara Salib yang setia kepada Paus di Roma, dan hanya berjarak 15 tahun kemudian setelah berada ditangan tentara Salib pada 11 juli – 23 Agustus 1244 Jerusalem direbut kembali oleh pasukan Muslim (kaum Khawarazmi) saat itu Kaisar Frederick Barbarossa II telah mengundurkan diri dari project Perang Salib dan menganggap dia telah memcapai tujuannya dan tak mempedulikan tuduhan Paus terhadap prilakunya, dan Paus di Roma tak dapat berbuat apa-apa kepada Frederick karena banyak pendapat dari orang-orang di Eropa masa itu bahwa dia (Frederick) telah merebut Jerusalem dengan caranya sendiri, hal yang tak pernah dicapai se-kelas tentara Salib kelas-1 Richard the Lion Heart pejuang Salib terdahulu sebelum Frederick Barbarossa II lahir.  Dan setelahnya Tentara Salib tak berhasil mencapai dan merebut kembali Jerusalem sampai perang Salib berakhir, sekalipun Raja Louis IX dari Prancis memimpin perang Salib ke-tujuh dengan menampilkan peralatan lebih maju dalam tentara-nya, tiga kali dia menyerang tanah suci tetapi tak dapat merebut Jerusalem, di akui oleh musuhnya pihak tentara Sarasen-Muslim; Raja Louis IX sebagai seorang Ksatria tentara Salib yang fundamentalis, militer professional, membekali tentara-nya dengan baik ke-medan tempur, ahli dalam membangun (arsitek) dan saleh, sehingga dia dijuluki “Santo” atau Saint Louis.  Keberanian yang dikenang musuhnya adalah; Raja Louis IX dapat saja meloloskan diri dari kepungan tentara Muslim pada saat Raja Louis IX dan tentaranya menyerbu Mesir, tapi dia tak mau meninggalkan tentaranya yang terkepung dan membiarkan dirinya ditawan, dan menolak diperlakukan lebih baik dalam tahanan, dia lebih senang berada bersama dengan anak buahnya dalam kesengsaraan pada masa-masa ditawan musuh, sampai akhirnya dia (Louis IX) dan tentaranya bebas oleh uang tebusan.  Raja Louis IX meninggal kemudian dalam upaya berikutnya untuk merebut Jerusalem dan tanah suci dari tangan tentara Sarasen-muslim kali ini dia mendarat di Tripoli, ia meninggal pada tahun 1270 di tengah-tengah pasukan yang menyertainya, meninggal dalam sebuah tekad baja untuk mencapai tujuannya sekalipun kesehatannya sudah jauh menurun.  Setahun meninggalnya Raja Louis IX, tentara Salib mendapat pukulan telak ditahun 1271, Krak des Chevaliers (benteng para Ksatria) yang berada di teritori Suriah di jaman Sultan Saladin berkuasa di Damaskus yang tak sanggup direbut Saladin dengan beberapa kali operasi pengepungan, Krak des Chevaliers  akhirnya jatuh ke tangan tentara Sarasen-muslim pimpinan Sultan Baybars dari Dinasti Mamluk.  18 Mei 1291 Acre (Lebanon) ibukota sekaligus benteng tentara Salib terakhir dan teritori lain tentara Salib di Beirut dan Sidon (Juli 1291) direbut oleh al-Asyraf Khalil dan pasukannya, praktis negara terakhir tentara Salib di Tanah Suci dan Timur Tengah sekitarnya berakhir.  Di era tahun 1300-1400-an awal Eropa kehilangan spirit dan ekonominya morat-marit akibat 200 tahun lebih berperang ke-Timur Tengah/Jerusalem, yang terjadi Eropa mulai membersihkan diri dari muslim yang mulai masuk ke Eropa, dan di Italia Selatan, Lucera tempat mayoritas komunitas muslim di serbu tentara Salib Prancis dan terakhir tentara Salib Spanyol berhasil mendesak tentara Muslim di Granada, dan akhirnya seluruh semenanjung Gibraltar bersih dari teritori teritori islam.  Sekitar 400 tahun kemudian di era- Perang Napoleon (bagian akhir perang 100 tahun ke-dua Protestan dan Katolik) di tahun 1799 Kaisar Prancis; Napoleon Bonaparte membangun sebuah basis tentara Prancis di Mesir, dan sedikitnya Napoleon terpengaruh sejarah masa lampau perang Salib dan bangsa Israel.  Keberadaan Tentara Prancis baru dan Napoleon sedikitnya membuat tercengang dunia Arab-Muslim pada saat itu, menyaksikan ketertinggalan mereka selama beberapa abad setelah periode perang Salib berakhir di awal tahun 1300-an, mereka menyaksikan tentara Kristen baru yang lebih percaya diri, dinamis, dan maju dalam teknologi.  Napoleon tak lama berada di Mesir karena didarat pasukan Inggris sanggup mendesak mereka di timur tengah dan di laut armada Prancis yang merapat di pelabuhan Alexandria- Mesir akhirnya di kalahkan dalam perang laut Trafalgar. Napoleon bertujuan membangun basis di Negara-negara bekas tentara Salib lama, dan berusaha melindungi Jerusalem dan menantang secara langsung hegemoni Inggris di Timur tepatnya di India, dan lebih dari itu dia (Napoleon) menunjukan sebuah simpati mendalam bagi kaum Israel akan tanah air mereka yang sebenarnya, dan dalam pernyataan-nya di musim semi 1799 di Mesir; Napoleon berujar:  “Orang-orang Israel adalah bangsa yang unik.  Oleh nafsu menaklukan dan oleh tirani, selama ribuan tahun mereka dihalangi dari negeri leluhur mereka.  Tetapi nama dan keberadaan mereka sebagai bangsa tidak dapat dirampas!” dst….  Upaya Napoleon di Timur Tengah tak berhasil.  Setelah perang Napoleon usai, dalam perebutan membangun koloni di Afrika dan Timur Tengah antara Prancis dan Inggris, justru Inggris-lah (Protestan) yang lebih dulu menempatkan misi konsuler di Jerusalem pada tahun 1837, dan sejak itu secara perlahan menjadi sarana bagi Inggris untuk mengembalikan kaum Israel dengan gerakan Zionis, dan pembentukan mandat Inggris di Timur Tengah dan Deklarasi Balfour 1917 semakin mempertegas kehadiran Inggris di Jerusalem.  Dan kelak Inggris (Ratu-nya merestui ) Jerusalem dan tanah Israel dikembalikan pengendalian totalnya ke tangan Negara Israel yang resmi berdiri kembali pada 14 Mei 1948 sebab sejak deklarasi Balfour, British Mandate hanya berlaku 50 tahun perkiraannya dan kadaluarsa pada tahun 1967 dan saat itu terjadi perang Arab-Israel perang Enam hari untuk mengusir Israel keluar dari timur-tengah, tetapi hal sebaliknya malah Israel berhasil melebarkan wilayahnya bahkan kalau tidak dihalangi pasukan PBB di teruzan Suez, tentara Israel pasti dapat merebut Kairo, Mesir.  Dan dilain sisi para Radikalisme Jihad Muslim menuduh Israel sebagai Negara Tentara Salib yang baru, dan mereka tetap mengklaim bahwa Jerusalem dan Palestina adalah milik bangsa Muslim-Arab.  Sebuah tuduhan dan klaim secara historiografi filsafat yang tak masuk akal, mungkin alasan itu muncul disebabkan kecanduan mengisap hashis atau serbuk narkoba yang memang dari zaman Arab-Kuno (sebelum Islam ada) sampai sekarang dikalangan tertentu menjadi habit dari bangsa Arab, Mesir, Syria, Turki, Babylon-Iraq, Persia, sehingga dapat saja para ulama mereka itu berdakwa sudah kecanduan sehingga melahirkan pemahaman atau tafsiran haddish haddish yang baru yang ber-evolusi berabad-abad kemudian sehingga terjadi pergeseran lebih jauh dari essensi ajaran mereka, dan faham Jihad juga ikut bermetamorfosa dari hal-hal seperti ini.  Coba saja Klaim sepihak kota Jerusalem adalah milik bangsa Muslim Tidak Terjadi sebelum perang Salib, kemungkinannya tidak ada konsili di Clermont pada 25 November 1095 yang melahirkan pernyataan perang Salib untuk merebut kembali Jerusalem.  Dilain sisi dalam sebuah tulisan penulis muslim yang disadur dari tulisan ajudan Muhammad, Muhammad yang dimaksud disini adalah nabi menurut orang muslim, bahwa Muhammad menerangkan bahwa arti ajaran Islam adalah Jalan kebenaran, dan dia tidak membawa agama baru ke-dunia ini.  Juga Jihad mula-mula terpaksa dilakukan Muhammad ditujukan kepada bangsa Arab non-Muslim (penganut tradisi-tradisi suku), setelah berabad-abad Muhammad wafat Jihad diperluas, dan malah Jihad ditujukan ke semua yang tidak sejalan dengan ajaran Muslim bangsa apa-pun mereka dan sekalipun beragama Monotheisme seperti Yahudi dan Kristen.  Dan Jihad ini, menampak-kan orang-orang yang kecanduan, seperti candu terhadap mengisap Hashis (serbuk Narkoba).  Jika benar keterangan Muhammad bahwa dia tidak membawa sebuah pesan Ilahi untuk menyebarkan agama baru, kalau demikian Islam dimaksudkan hanyalah me-reformasi agama lama yang sudah dilencengkan, dan agama lama itu adalah agama Kristen mula-mula yang disebarkan oleh 12 murid Yesus, yang ke-aslian atau otentisitas-nya dan maksud dari tujuannya sudah di lencengkan oleh orang-orang Romawi yang masuk Kristen, yang dimaksud disini momentumnya adalah Kaisar Constantine dari Romawi Barat (306-337 A.D) yang merobah secara patron-nya baik hari dan tata cara Kristen yang asli (Constantine I sole ruler 324-337 A.D).  Itulah sebabnya setelah Muhammad wafat ajarannya menjelma menjadi agama baru yang juga semakin terdegradasi atau ber-evolusi dengan masuknya para pemimpin feudal suku, raja dan kemudian disebut Sultan dari Arab, Mesir, Suriah, Turki, Baghdad, Persia menjadi Islam, yang otomatis mereka-mereka tersebut secara feudalism semakin menambah pengaburan essensi reformasi yang sebenarnya dari ajaran yang telah berubah menjadi agama tersebut, sebab Muhammad sendiri tak menggaris bawahi bahwa jalan me-reformasi agama lama harus dengan Jihad atau melakukan paksaan bahkan muslihat secara tersembunyi sekalipun seperti menghamili wanita-wanita non Muslim.  Protestan muncul setelah gaung Perang Salib memudar, dan Marthin Luther berhasil melakukan langkah reformasi Gereja Kristen, dalam hal ini Luther Lebih baik dari Muhammad kalau di ukur sebagai reformator, Luther menunjuk-kan essensi yang sebenarnya dari inti me-reform, hanya saja setelah menempelkan 95 dalil di pintu Gereja Wuttenberg (Jerman) sebagai tanda Protes-nya kepada Vatikan-Pusat Gereja Katolik, Marthin Luther masih dalam penelitiannya mengenai hari Sabat hari perbaktian Kristen yang sebenarnya yang di robah oleh kaisar Constantine I beratus-ratus tahun sebelumnya.  Ingat bahwa Kristen mula-mula berawal dari 12 murid Yesus dan mereka membawa sebuah otentisitas YESUS KRISTUS selagi di dunia ini, ingat YESUS KRISTUS pergi ke Ka’abah dan mengajar pada tiap hari Sabat (Injil Matius, Markus, Lukas, dan Johanes menceritakannya secara rinci), dan itu mempertegas apa yang di ucapkanNYA bahwa DIA tak datang untuk menghapus Hukum Taurat tetapi menggenapinya, dan Sabat ada dalam-nya sebab itu adalah hari perhentian, perbaktian dan meterai ALLAH.  Marthin Luther belum menyelesaikan tulisannya ini ketika dia meninggal dunia.  Di perbandingkan dengan Muhammad yang pernah menekankan juga masalah hari perbaktian Sabat tetapi pudar setelah dia meninggal dunia dan justru umat muslim beribadat pada hari Jumat, yang sebenarnya itu dalam perjalanan “hijrah” Muhammad dari Mekkah ke Medinah dimaksudkan berhenti pada hari Jumat dan melakukan persiapan karena ke-esokannya adalah hari Sabat, apa yang dilakukan oleh Muhammad dalam perjalanan hijrah-nya tersebut tak lebih sama dengan praktek persiapan Sabat orang Israel.  Hal ini mungkin sengaja dikaburkan ber-abad-abad setelah Muhammad mati karena pemahaman haddish-haddish yang semakin banyak timbul.      Salib bukan lambang milik dari sebuah gereja, khususnya gereja Katolik, tetapi sebuah lambang pengikut kekristenan secara menyeluruh dewasa ini, atau lebih tepatnya adalah sebuah simbol makna kesucian atas pengorbanan JESUS KRISTUS kepada umat manusia didunia sesuai tulisan tulisan Alkitab (Johanes 3:16).  Memang benar tujuan utamanya bukanlah terhadap sebuah benda seperti Salib, tetapi bagaimana menurut dan mengikuti ajaran-ajaran TUHAN JESUS serta melakukan segala perintah dan hukum-hukumnya, tetapi sekalipun hanyalah sebuah simbol atau-pun ornamen pengenal akan sebuah ajaran agama, Salib sudah menjadi patern bagi seluruh agama ke-kristen-an.  Di era sekarang ini, Perang Irak kedua tercetus disinyalirnya keberadaan gerakan radikalisme Jihad pendukung Osama bin Laden (almarhum) yang telah menyerang ke-dalam Amerika Serikat pada 11 September 2001, dilain sisi orang menuding adanya motif ekonomi, tetapi itu tak lebih dari analisis semata yang digembar-gemborkan pihak-pihak yang tak menyukai hegemoni ekonomi kapitalis Amerika.  Yang terjelas adalah latar berlakang sejarah masa lampau-lah yang mengikatnya, setelah menyerbu ke-dalam Irak dan merebut kota Baghdad, Amerika yang hanya melakukan-nya sendiri di lapangan dan hanya bermodalkan dukungan sekutu-sekutunya di PBB, menyisir dan memeriksa ke- seluruh sudut kota Baghdad melakukan pencarian senjata nuklir, biologi, kimia yang disembunyikan dalam tanah, tetapi selebihnya ada hal lain yang terpenting dari itu yaitu pencarian artefak-artefak kuno termasuk kemungkinannya pencarian sebuah Salib yang dirampas di atas Kubah Batu di Kota Jerusalem oleh Sultan Saladin, apakah berhasil ditemukan yang jelas Amerika telah melikuidasi sejumlah besar artefak kuno sejak jaman Babylonia dan sampai kepada era kebesaran Sultan Saladin di era Dinasti Ayyubiyah(Sunni)-Baghdad.  Dan bagaimanapun pidato Presiden George W. Bush, Jr dalam melancarkan operasi “Enduring Freedom” telah mengobarkan semangat counter Jihad, Jihad yang telah di kumandangkan Osama bin Laden, dan pidato itu merupakan sebuah panggilan perang suci baru bagi para Crusaders.  Apa-pun penilaian orang sedunia terhadap George W. Bush, Jr, kemungkinannya ALLAH yang adalah TUHAN menghendaki dia untuk menjadi presiden Amerika di masa-masa getirnya Amerika, dan dia dilahirkan untuk itu.  … Salib tembaga berlapis emas yang dipancang oleh tentara Salib pertama di atas Kubah Batu pada saat merebut Jerusalem di tahun 1099, Salib itu direbut dari Kubah Batu di Kota Jerusalem pada kemenangan Sultan Saladin dan pasukannya ditahun 1187 di akhir perang Salib ke-dua, oleh Dinasti Ayyubiyah-Islam Sunni yang berkuasa di era tersebut, di kota Baghdad, di masa itu, Salib yang dirampas itu kemudian dijadikan sebagai lambang kemenangan muslim(sunni) dan dikuburkan didepan sebuah gerbang jalan untuk di injak-injak orang (sebuah penghinaan).  Di tahun 1258 pada era Perang Salib ke-enam, tentara bangsa Mongol yang datang seperti angin dari Timur masuk di tengah-tengah Konflik antara Tentara Salib dan Tentara Muslim, bangsa penganut Alifuru ini meluluh-lantakan Kota Baghdad dan menghancurkan kekuasaan Khalifah Abbasiyah, bahkan tahun 1260, Suriah, Lebanon, dan Tanah Suci dengan mudah di Kuasai Tentara Mongol, hanya karena terlalu kepayahan bertempur akhirnya dipukul mundur di tahun 1261 oleh gabungan Tentara Muslim di Ain-Jalut (Sumur Daud).  Sepertinya kalau di teliti lebih lanjut apakah kebetulan atau tidak, yang jelas kota Baghdad beberapa kurun waktu yang lampau dan di saat sekarang ini sepertinya menanggung sesuatu sekalipun saat ini sudah dikembalikan pengendaliannya oleh Amerika kepihak orang-orang Irak, tetapi, tetap saja kota tersebut penuh dengan ketidak nyamanan penuh terror dan korban terus berjatuhan, konflik aliran muslim sunni dan muslim syiah, pertikaian suku,…   
Salib hanyalah benda atau ornamen dan JESUS KRISTUS atau ALLAH tak bersemayam didalamnya, Salib hanyalah sebuah pengenal atau patern dari ke-kristenan, hal yang perlu di ingatkan adalah cara memperlakukannya atau menempatkannya.  Yang jelas cepat atau lambat sebuah cemoohan dan penghinaan terhadap ALLAH pasti terbalaskan sekalipun datangnya ratusan tahun kemudian, dan kelihatannya kota Baghdad atau Irak memang menanggung apa yang dilakukan Dinasti Ayyubiyah (Sunni) di era Perang Salib sekitar delapan ratus tahun lalu, yang menguburkan Salib rampasan dari Kubah Batu, Jerusalem untuk di injak-injak orang.  Di Indonesia pernah kejadian di saat masih panas-nya konflik Agama tahun 1999-2003 di Indonesia Timur, sekali pernah seorang wanita Kristen diperkosa oleh beberapa orang muslim, setelah di perkosa kalung Salib yang dikenakan wanita tersebut di masukan ke-dalam kemaluan-nya, sebuah penghinaan luar biasa sangat tidak beradap!…, berhati-hatilah sekalipun ada hukum negara yang menyatakan bersalah dan di kenakan hukuman, tetapi balasan ALLAH yang alpha dan omega jauh lebih dari itu, dan akan datang pada waktunya.

Sabtu, 17 September 2011

Hanya takutlah akan Tuhan dan setialah beribadah kepadaNya dengan segenap hatiMu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukanNya diantara kamu . 1 Samuel 12:24
Kebencian, dendam, iri hati, dengki tidak akan menyakiti orang yang tidak kita sukai ...
Tapi perasaan itu menggerogoti diri kita sendiri ...
Milikilah keberanian atas tantangan yang datang ...
Milikilah kesabaran atas penderitaan yang kamu alami ...
Milikilah keteguhan atas ujian yang sedang terjadi ...
Milikilah harapan atas  apa yang kamu yakini ...
LAkukan saja tugasmu dan Tuhan akan melakukan tugasNya dalam hidupmu ...
Anda sudah benar, namun bersabarlah, perubahan yang terjadi tak akan berjalan secepat yang anda inginkan
Tetap semangat dalam menjalani aktifitas, jadikan hari ini menjadi hari yang terbaik ...
Imanmu dibentuk bukan saat kau dalam kenyamanan, tapi dalam penderitaan ...
Pengharapanmu dibentuk bukan saat kau dalam kepastian, tapi dalam keraguan ...
Kasihmu dibentuk bukan saat kau dalam situasi yang penuh perhatian, tapi dalam situasi yang banyak penolakan ...
Begitulah cara Tuhan membentuk anakNya, karena dalam kelemahanmu kuasa Tuhan menjadi sempurna ...